Mengenali Akar Masalah

Seringkali kita diminta melakukan kegiatan-kegiatan strategis. Namun, sebelum melakukan kegiatan strategis, terlebih dulu kita harus bisa menemukan apa akar masalah sebenarnya?!
Lantas, bagaimana kita menemukan akar masalah dan bagaimana mengenali ciri-cirinya?
Pada podcast kali ini, Dani Wahyu Munggoro dari INSPIRIT atau Inspirasi Tanpa Batas, kembali berbagi satu keterampilan atau pengetahuan yang penting bagi seorang FASIL.
Seperti kita ketahui, pada banyak kegiatan fasilitiasi, kita sering diminta membantu menyusun satu hal yang teramat penting, yaitu apa biasa disebut sebagai PERENCANAAN STRATEGIS.
Dalam upaya membantu perencanaan strategis ini, kita mengawali dengan mempertanyakan hal berikut: Pertama, sudah sampai di mana organisasi kita saat ini? Renstra sebenarnya berbicara tentang ke mana organisasi ini akan menuju dan apa tujuan berikutnya.
Di dalam proses perumusan Renstra, salah satu yang paling penting adalah bagaimana kita mampu membaca situasi saat ini!
Bagaimana situasi politik, situasi ekonomi, situasi perkembangan teknologi, situasi perkembangan masyarakat dan sebagainya. Ini bagian dari cara untuk memastikan bahwa organisasi ini tetap relevan beberapa tahun ke depan.
Karena itu –pada saat kita melihat situasi itu– maka yang kita cari adalah: apa sebenarnya masalah strategis yang harus dijawab dari begitu banyak masalah yang dihadapi dunia ini?!
Pada saat kita merumuskan strategi, kita harus bisa menemukan akar penyebab masalah. Pertanyaannya, bagaimana menemukannya? Karena yang disebut akar masalah itu adakalanya tidak mudah dikenali.
Ciri-ciri akar penyebab masalah, paling tidak memiliki enam karakteristik berikut:
Pertama, sifat dari akar masalah itu FUNDAMENTAL. Pertanyaannya adalah mengapa masalah itu terjadi? Kalau sudah dijawab, maka pertanyaan berikutnya adalah mengapa hal itu terjadi? Hingga kemudian selalu bertanya; mengapa, mengapa, mengapa?
Kalau sudah dipertanyakan sampai tiga kali, itu sudah cukup untuk disebut masalah fundamental. Bahkan ada yang tidak puas, hingga sampai sembilan kali dipertanyakan! Sebab mencari akar masalah memang mengejar apa yang menjadi penyebab dasar dari masalah yang ingin kita atasi.
Kedua, akar penyebab masalah ini seringkali tersembunyi, seringkali kabur karena dia berbaur dengan gejala gejala yang lain. Bahkan bisa diselimuti masalah-masalah yang dihadapi saat ini.
Contohnya, apa sebenarnya inti dari masalah krisis iklim?
Ini banyak penyebabnya. Apakah bersifat struktural atau sifatnya mindset? Yang paling gampang, kita meyebutnya karena kapitalisme. Ya, tetapi apa penyebabnya? Misalnya, karena kerakusan manusia. Tetapi, mengapa menjadi rakus, mengapa tidak bisa dihentikan supaya tidak rakus? Bukankah sudah ada agama yang mengajarkan tentang kebajikan? Jadi, disini akar masalah itu, bisa jadi tersembunyi. Itu yang harus kita cari.
Ketiga, akar masalah itu multifacet, berdasamuka, banyak wajahnya. Karena jarang yang disebut akar masalah yang mendasari itu (masalah strategic) berdiri sendiri, dia selalu kait – mengait, berkelindan.
Kalau kita ingin mempertanyakan mengapa Pendidikan di Indonesia kalah atau tertinggal di bandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara atau bahkan di dunia, misalnya. Ini sulit untuk menjawabnya. Apakah penyebabnya karena kualitas dosennya atau kualitas mahasiswanya, kualitas Pendidikan Menengahnya, kualitas Pendidikan Dasarnya, kualitas Guru, kualitas Buku, kualitas infrastruktur, dan lainnya, itu bisa bermacam-macam! Sulit, karena disini sifatnya multifacet dan saling berkelindan diantara gejala-gejala yang kita lihat.
Keempat, akar masalah itu sifatnya longterm. Dia bukan tiba -tiba muncul kemarin.
Bagaimana misalnya, memahami bahwa sistem Kesehatan kita buruk di masa pandemic.
Penting dipahami, bahwa system kesehatan kita buruk bukan karena ada Covid-19, tetapi jauh sebeum itu. Masalah yang sudah lama sekali terjadi, masalah menahun.
Maka untuk menjawabnya, perlu banyak yang harus ditinjau; apakah ketersediaan dokter umum atau tenaga Kesehatan, keterbatasan dana atau Obat-obatan atau industri farmasi dan sebagainya.
Banyak sekali! Dan itu bukan gara-gara kasus yang terjadi pada dua atau tiga tahun yang lalu, tetapi masalah yang sudah lama, yang sifatnya sistemik atau bersifat struktural.
Bukan masalah pada orang per orang, bukan sekedar pada manajemennya, tapi problem struktural. Bisa dari masalah Politik, Kebijakan, mindset para pengambil kebijakan, mindset para pengambil keputusan, Itu kira-kira problematika yang menggambarkan bahwa ciri dari akar masalah itu sifatnya menahun.
Kelima, akar masalah itu sifatnya preventable. Artinya, kalau gejala ini bisa kita atasi, maka sebenarnya sistem itu akan mampu mengatasinya, jika terjadi lagi di kemudian hari.
Jadi disini, ada tricky-nya. Bahwa yang disebut akar masalah adalah, bahwa kalau suatu waktu, bisa diselesaikan, maka kalau terjadi lagi di kemudian hari, sistem akan mampu menghadapinya. Inilah yang disebut sebagai resiliensi atau ketangguhan dalam menghadapi hal yang sama, karena kita (bisa) mengatasi itu sebelumnya.
Keenam atau terakhir, bahwa akar masalah itu memang sifatnya mendasar dan strategic. Dan kalau gejala atau akar masalah ini kita atasi, maka keseluruhan sistem itu akan berubah. Jadi cara melihatnya: bisa secara sistemik yaitu dengan mengubah sistem lama dengan sistem baru. Ini bisa disebut akar masalah yang strategic. Dalam hal ini, kita belajar bahwa kalau kita diminta untuk menemukan akar masalahnya, maka; ciri yang Pertama, adalah sifatnya FUNDAMENTAL. Kedua, dia tersembunyi atau dikaburkan. Yang ketiga, adalah MULTIFACET atau berdasamuka. Dan yang keempat, dia bersifat MENAHUN, sudah lama terjadi dan diketahui. Yang kelima, dia mampu mencegah, jika suatu saat terjadi lagi dan Keenam, sifatnya mendasar atau strategic.