Great by Choice

Bagaimana membuat Organisasi Anda luar biasa? Menjadi luar biasa itu pilihan. Jim Collins, Penulis buku Great by Choice, mengungkapkan tujuh rumus untuk membuat Organisasi Anda berjaya. Meski di tengah ketidakpastian dan sulit diramalkan serta pada situasi yang bergerak dengan cepat. Apa saja rumusnya?
Ikuti tafsir INIKOPER!
INIKOPER kali ini, ingin mengupas tentang sebuah buku menarik, berjudul Great by Choice karya Jim Collins dan rekannya Morten T. Hansen.
Jim Collins dan Tim kerjanya, mengungkapkan hasil riset mereka selama sembilan tahun, yang kemudian menjadi buku best seller dunia di bidang manajemen.
Buku yang terbit pada 2013 silam itu, merupakan lanjutan dari buku sebelumnya, Good to Great, yang sempat menjadi acuan saya ketika membantu beberapa organisasi, selain Data Story karya Nancy Duarte, dan Collaboration dari Morten Hansen.
Beberapa hal menarik dari Great by Choice, diantaranya menyebutkan bahwa; Organisasi yang bagus saja, itu tidak memadai untuk menghadapi situasi saat ini. Bayangkan situasi saat itu adalah 15 tahun silam!
Mengapa menjadi baik saja, tidak cukup? Ini karena situasinya tidak bisa diprediksi. Maka, menjadi luar biasa, itu sebenarnya (harus) dirancang, dipilih, dan bukan karena kebetulan.
Meskipun diakuinya, ada tahap keberuntungan dalam mengelola sebuah organisasi. Tetapi yang disebut LUCK itu — baik yang keren maupun yang buruk– itu sama sama tentang bagaimana cara kita memanfaatkan situasi untuk menjadi GREAT atau menjadi LUAR BIASA tadi. Jadi, dalam keadaan terpuruk pun, sebenarnya itu bisa menjadi bibit untuk menjadi luar biasa.
Berikut Tujuh Rumus pemikiran Jim Collins yang penting kita perhatikan:
Pertama, untuk menjadi Great itu harus memiliki ambisi. Dan ambisinya tidak sama dengan Organisasi lain, seperti mengatakan: ‘’Saya ingin sama dengan mereka’’ atau ‘’Saya ingin seperti mereka’’ Itu jelas, tidak cukup!
Sebab rata – rata organisasi yang menjadi GREAT itu mempunyai ambisi untuk menjadi 10 kali lebih baik dari organisasi yang lain. Itulah temuan riset Jim Collins yang didasarkan pada data empirik.
Saya pernah menyaksikan sebuah organisasi yang benar-benar berpikir seperti itu. Padahal buku ini belum terbit. Apa yang kemudian terjadi? Sepuluh tahun kemudian, apa yang mereka cita-citakan, yaitu ingin menjadi Organisasi terbaik – termasuk tiga besar di Indonesia- akhirnya benar-benar terwujud! Sementara, saya juga tahu, kepemimpinannya juga berganti.
Saya salut dengan leadership mereka. Bagaimana akhirnya mereka mampu meloncat menjadi tiga besar, diantaranya karena sangat berambisi. Terkait leadership, Jim Collins menyebutkan bahwa Pemimpin terbaik itu, tidak lebih berani mengambil risiko, tidak lebih visioner, dan tidak lebih kreatif dibandingkan pemimpin lain; mereka hanya lebih disiplin, lebih empirik dan lebih paranoid.
Kedua, organisasi luar biasa itu memiliki ciri fanatik disiplin. Bahwa kita harus konsisten dan fokus pada misi dan tujuan Organisasi.
Beberapa minggu yang lalu saya bertemu dengan sebuah organisasi yang memiliki fanatik disiplin yang tinggi. Tidak perlu diceritakan bagaimana manajemennya, tetapi bahwa disipin yang militan itu terlihat dari bagaimana mereka merespon dengan cepat berbagai challenges yang luar biasa, di mana kebanyakan organisasi biasanya sudah menyerah, bahkan sebelum berbuat. Tetapi mereka tidak.
Ketiga, adalah apa yang disebut dengan empirical creativity. Ini tentang bagaimana kreativitas dikoneksikan dengan data -data empirik. Jadi bukan kreativitas yang muncul tiba-tiba, tanpa ada challenge dari fakta-fakta yang dihadapinya. Karena Itu, FAKTA menjadi salah satu inspirasi untuk menemukan kreativitas – kreativitas yang luar biasa. Dan kreativitas dibangun dari data -data yang dimiliki yang menjadi concern Organisasi.
Inovasi bukanlah segalanya dalam dunia yang bergerak cepat dan penuh ketidakpastian. Sebab yang lebih penting adalah kemampuan menakar inovasi dan meramu kreativitas dengan disiplin fanatik dan data empirik.
Keempat, -boleh setuju atau tidak- yaitu tentang produktif paranoid. Tidak cepat merasa puas dengan apa yang telah dicapai Organisasi, tetapi selalu mempertanyakan; apakah hasil ini sebenarnya bisa jauh lebih baik, lebih besar dan lebih tinggi lagi dibandingkan sekarang?
Maka, ketika kita memproduksi sesuatu selalu dikomparasi, apakah mungkin kita bisa lebih tinggi dari apa yang telah kita capai? Bahkan, selalu ragu pada hasil-hasil luar biasa yang dicapai, jangan-jangan ini hanya kebetulan (?)
Kelima, adalah tentang Level Five Leadership. Bagaimana seorang pemimpin mampu menanggalkan interest pribadinya. Sekaligus menempatkan interest organisasi atau kemajuan organisasi atau misi organisasi diatas segalanya, dibandingkan dengan dirinya. Ini yang disebut dengan Level Five Leadership. Seorang pemimpin pada level ini telah melepaskan ego pribadinya.
Keenam, adalah metode SMC atau SMaC atau Specific, Methodic and Consistent.
Resep SMaC itu membantu organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Pertama, keputusan hendaknya bersifat spesifik; kedua, mempunyai metode dalam pengambilan keputusan dan yang ketiga; konsisten melakukan apa yang menjadi keputusan organisasi.
Ketujuh, Jim Collins juga menyitir apakah organisasi yang berkembang besar itu karena keberuntungan? Bisa jadi YA, tapi masalahnya bagaimana memanfaatkan keberuntungannya itu?
Terus terang saja, saya banyak menemukan organisasi yang beruntung memperoleh anggaran yang besar, tetapi kemudian justru collapse dalam waktu yang sangat pendek, karena memang tidak siap merespons keberuntungan itu. Di sinilah pentingnya kita mempertanyakan hal-hal teknis bukan lagi pada ide-ide.
Keberuntungan bisa dari sumber macam-macam, tetapi yang terpenting adalah bagaimana cara kita memanfaatkan keberuntungan itu, untuk hasil yang optimal.