Bagaimana Mengubah Sistem?
Sebuah Warung Kopi di pojok kampung Sukamaju, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, mendadak lebih ramai dari biasanya. Tiga lelaki usia paruh baya dan seorang pemuda di dalamnya, tampak berbincang hangat dan seru. Mereka terlibat dalam diskusi ngalor-ngidul tanpa arah, namun terbilang nyeleneh di pagi itu.
Pasalnya, terkait seorang Kepala Desa, yang menerima bantuan dana desa Satu Milyar dari Pemerintah Pusat, tetapi warga merasa tidak ada yang berubah di kampung itu. Selain penampilan pak Kades yang makin doyan wara-wiri naik turun dengan Kijang Innova barunya yang kinclong.
Lantas kemana dana Desa itu menguap?
‘’Kades harus diganti,’’ lantang seorang Pemuda, yang dikenal seorang yang berani dan kritis di kampung itu.
‘’Lha, percuma! Emangnya situ gak liat di tivi, Menteri aja nilep dana Bansos ratusan milyar? S’karang tuh ditahan KaPeka,’’ timpal lainnya.
‘’Kalo Menteri aja gitu, mesti ada yang kagak beres di pemerintah tuh!’’
‘’Bukan begitu, ini memang sistemnya dah amburadul. Makanya, siapapun yang gantiin Jokowi, ujung-ujungnya ya, pada korupsi juga,’’
‘’Lha, terus siapa yang salah? Apa sistem yang salah nyang musti diganti?’’
Ya, kata ‘sistem yang salah’ itulah yang membuat perbincangan terhenti. Seolah menemui jalan buntu. Pikiran mereka mentok, suasana berganti hening, tanpa kata.
Ide-ide bahan pembicaraan seolah menumbuk tembok beton tebal. Tertahan. Pandangan mereka pun tertuju ke gelas kopi masing-masing. Membiarkan pikiran masing-masing mencoba menerobos kebuntuan.
Sejurus kemudian, muncul pertanyaan tak disangka, dari salah seorang di antara mereka. Apa bisa mengganti sistem? Tapi bagaimana caranya?
System Change
Apa itu perubahan di tingkat sistem? Seperti kita ketahui, perubahan sosial bisa dimulai dari perubahan di tingkat individu dengan memberikan berbagai keterampilan dan mindset baru dalam melihat dunia.
Selanjutnya, kita bisa mengubah Organisasi dengan menjadikan organisasi berfungsi sesuai visi, misi dan mandatnya.
Pada giliranya, perubahan bisa terjadi di tingkat sistem. Namun, bukan perubahan pada sistem global. Seperti kapitalisme dan sosialisme, melainkan pada system yang lebih mikro. Seperti kesehatan komunitas; sistem Pendidikan komunitas; sistem Ekonomi komunitas dan lainnya.
Setiap orang adalah Change Maker
Pendekatan akhir-akhir ini, yang popular di kalangan Organisasi Sosial Masyarakat Sipil, menyatakan bahwa setiap orang adalah agent of social change atau setiap individu adalah Change Maker. Dan tujuan dari seorang Change Maker adalah melakukan perubahan system.
Apa itu sistem dan apa yang dimaksudkan dengan system change? Kita tidak membicarakan sistem yang sifatnya makro. Seperti sistem kapitalisme, sistem pasar, sistem sosialisme, sistem otoritarianisme, rasisme dan sebagainya. Sebab pada sistem global seperti ini, kita akan menghadapi kesulitan untuk menemukan entry point nya. Dari mana kita bisa memulai, untuk mengubah sistem global seperti ini (?)
Pada percakapan-percakapan di dunia change maker atau komunitas perubahan, sistem yang dimaksudkan adalah sistem yang lebih praktis, sistem yang lebih mungkin untuk memulai suatu inisiatif, yang kemudian menjadi gerakan besar dan bisa mempengaruhi subsistem yang strategis. Seperti sistem Kesehatan, sistem Pendidikan, sistem ekonomi komunitas atau livelihood yang strategis.
Pemetaan Situasi
Perubahan system dalam situasi yang dimaksudkan di atas, pertama sekali, kita perlu memetakan dulu sistem saat ini, seperti apa? Siapa sebenarnya yang paling menderita dari sistem yang hidup saat ini?
Misalnya, dalam sistem Kesehatan komunitas. Siapa sebenarnya yang paling menderita dan membuat warga negara ini kemudian tidak mampu mengoptimalkan kapasitasnya?
Demikian halnya, pada sistem Pendidikan. Apakah sistem pendidikan sudah adil? Sehingga semua orang memperoleh kualitas Pendidikan yang sama?
Kalau belum, maka mereka atau kelompok-kelompok Masyarakat yang tinggal di Kawasan Tertinggal, Kawasan Terpencil atau Kawasan Terluar Indonesia, bisa dipastikan tidak memperoleh kualitas Pendidikan yang sama dengan kawan-kawannya di kota.
Dalam situasi seperti ini, bisa dibayangkan bahwa mereka tentu akan sangat sulit bersaing di berbagai bidang dengan warga yang tinggal di dekat sumber-sumber pelayanan yang prima.
Pemetaan sistem Ekonomi Komunitas
Sistem lain yang perlu diperhatikan adalah sistem ekonomi. Bagaimana warga bisa mengolah sumber-sumber agrarianya?
Banyak sekali ketimpangan-ketimpangan, pada masyarakat marginal. Seperti kaum Perempuan, kaum difabel, masyarakat lokal dan lainnya. Mereka menjadi korban dari model-model pengelolaan sumber daya alam yang mengandalkan pada pengelolaan industri besar, ekstraksi besar, yang juga diarahkan pada ekspor.
Sistem Ideal
Dengan pemetaan kondisi saat pada sistem yang berlaku, maka kita akan bisa membayangkan sistem ideal yang ingin diwujudkan. Apa sistem ideal di sistem Kesehatan, khususnya untuk kaum Perempuan dan Masyarakat Marginal, misalnya. Begitu juga, apa yang kita impikan sebagai sistem ideal di dunia Pendidikan, sehingga semua orang memiliki akses dan manfaat yang sama dalam dunia Pendidikan? Mulai dari Pendidikan Dasar, Menengah dan Pendidikan Tinggi.
Bagaimana keterbatasan akses warga bisa diadvokasikan dan diubah pada sistem yang ideal? Baik perempuan dan laki-laki memiliki akses, manfaat, kontrol dan partisipasi yang sama pada sektor Pendidikan, Kesehatan ataupun ekonomi ketika mereka akan terjun untuk memulai pengolahan sumber-sumber daya alamnya.
Merancang Strategi Perubahan
Kalau kita bisa membayangkan sistem yang kita impikan, maka kita bisa merancang strategi perubahannya. Apa saja yang kita bisa lakukan untuk melakukan inovasi-inovasi pada aktor-aktor atau pada kelompok-kelompok sasaran, yang memang kita ingin ubah supaya sistemnya berubah?
Dalam hal ini, bisa dipastikan sasarannya tidak akan tunggal, karena ini berkaitan dengan bagaimana memobilisasi sumber-sumber yang ada, baik di sektor Pemerintahan maupun swasta, untuk memastikan bahwa perubahan tidak hanya terjadi lokalitas saja, tetapi juga mulai ke regional, bahkan nasional, yang sebenarnya memang diharapkan dari inisiatif system change.
Format Organisasi yang Cocok
Bagian terakhir dari proses ini adalah, bagaimana format organisasi yang cocok ketika kita ingin melakukan perubahan system? Hal ini benar-benar penting diperhatikan. Desain organisasi yang dirancang, jangan hanya sekadar untuk melakukan kegiatan-kegiatan rutin semata atau kegiatan-kegiatan yang sifatnya peningkatkan kapasitas. Karena itulah, dalam hal ini, dibutuhkan strategi-strategi yang dinamis. Misalnya; strategi kemitraan, kolaborasi, membangun koalisi dan berbagai kemungkinan untuk memanfaatkan sumber – sumber daya yang ada di suatu komunitas untuk digalang bersama, guna mencapai dampak yang signifikan. Dari sinilah kemudian akan terjadi perubahan di tingkat sistem atau system change.