Masyarakat Pasca Industri

Oleh Dani Wahyu Munggoro, INSPIRIT
Dunia terus berputar cepat. Perubahan zaman tak bisa dihindari. Kita kini berada di persimpangan jalan.
Era industri, dengan segala gemuruh pabriknya, perlahan meredup. Model lama sudah tak relevan. Kita memasuki babak baru.
Inilah yang disebut masyarakat pasca-industri. Fokusnya bukan lagi produksi massal. Tapi pada informasi, pengetahuan, dan layanan.
Ada visi menarik bernama Cyral-Spiriterial. Ini skenario masa depan yang seimbang. Dirumuskan oleh Singgih S. Kartono dari Spedagi Movement, Temanggung.
Mengapa transisi ini penting? Era industri meninggalkan banyak luka. Kerusakan alam terjadi di mana-mana.
Materialisme mendominasi segalanya. Manusia kehilangan arah batin. Keseimbangan hidup pun terganggu.
Desa-desa terdegradasi parah. Mereka jadi sumber berbagai masalah. Kesenjangan kota-desa makin lebar.
Teknologi informasi kini memungkinkan. Orang bisa tinggal di mana saja. Revitalisasi desa jadi keharusan.
Namun, transisi ini bukan tanpa hambatan. Ada banyak kontradiksi muncul. Lama dan baru saling tarik ulur.
Kesenjangan digital masih nyata. Tidak semua orang punya akses sama. Ini tantangan besar yang harus diatasi.
Mencari spiritualitas di tengah modernitas. Seringkali terasa sangat sulit. Godaan duniawi begitu kuat.
Kota dan desa belum seimbang sempurna. Revitalisasi desa butuh energi ekstra. Pasti ada resistensi dari berbagai pihak.
Visi Cyral-Spiriterial menawarkan jalan. Manusia harus jadi pemelihara alam. Ini peran utama kita semua.
Populasi manusia harus terjaga. Sesuai daya dukung alam semesta. Bumi punya batasnya sendiri.
Sistem ekonomi baru harus tercipta. Yang menyejahterakan manusia dan alam. Bukan hanya segelintir orang.
Ilmu pengetahuan dan teknologi harus bijak. Untuk kebaikan bersama. Bukan untuk dominasi semata.
Kerja sama global jadi kunci utama. Berlandaskan kesetaraan dan persaudaraan. Gotong royong antar bangsa.
Di Indonesia, ada Spedagi Movement. Ini contoh nyata di lapangan. Sebuah gerakan dari desa, untuk dunia.
Spedagi menggerakkan revitalisasi desa. Mengembalikan keseimbangan kota-desa. Ini adalah harapan besar bagi masa depan.
Jadi, transisi ini bukan sekadar mimpi. Tapi sebuah keniscayaan yang harus kita songsong. Mari kita wujudkan bersama.