Organisasi Non Profit yang Keren

Apakah anak muda sekarang suka membentuk organisasi  non profit atau organisasi social justice? Bagaimana membentuk dan mengembangkan Organisasi Sosial Non Profit yang keren? Berikut ini, 11 elemen yang penting diperhatikan, jika Organisasi Anda ingin bertahan di segala zaman dan berkembang dengan bagus!

Organisasi Non Profit atau Organisasi Sosial Profit, dalam himpunan yang besar sering disebut sebagai Organisasi Masyarakat Sipil (Ormas) atau Organisasi untuk Keadilan Sosial, juga disebut sebagai Organisasi Non Pemerintah (Ornop).

Berikut ini 11 tips  bagi para pendiri dan pengurus Organisasi Sosial Non Profit supaya tumbuh dan berkembang dengan bagus!

Pertama, berangkat dari sebuah ide. Orang menyebutnya sebagai Visi dan Misi. Pada organisasi masyarakat sipil yang fokusnya pada tujuan sosial, maka mission itu menjadi DRIVE nya, sehigga organisasi seringkali disebut sebagai mission driven. Ini untuk membedakan, dengan organisasi yang basisnya profit, yang memang tujuannya PROFIT DRIVEN. Sedangkan perusahaan sosial, fokusnya adalah pada mission.  

Mission itu merupakan arah, yang menjadi jangkar, menjadi obor bagi sebuah organisasi untuk terus menerus fokus pada visi dan misinya. Karena Visi dan misi itulah, yang membuat kita relevan ada di dunia ini. Dan selanjutnya menjadi acuan dalam menyusun kegiatan. Visi dan misi itu juga yang menjadi panduan ketika mengambil keputusan dalam  menghadapi berbagai persoalan.

Kedua, tentang LEADERSHIP dan juga governance. Dalam hal ini – mau tidak mau, suka atau tidak– harus ada segelintir orang yang setia pada visi dan misi organisasi.

Karena kalau kita hanya fokus kepada para staf atau pada para ahli atau para expert, ini hal berbeda. Untuk  dipahami bahwa para expert pun, sebenarnya sangat tergantung pada satu hal, yaitu: Apakah kita bisa menjamin apa yang menjadi kepentingan mereka (?)

Leadership berfungsi untuk membuat kita selalu terarah pada tujuan-tujuan strategis, selalu mengarah pada apa yang ingin kita wujudkan. Dan yang paling penting, LEADERSHIP itu bisa menjadikan organisasi kita accountable. Dengan accountable berarti kita selalu bisa menjawab berbagai tantangan dan bisa menjelaskan mengapa kita melakukan semua ini.

Ketiga, seringkali point berikut ini justru menjadi yang pertama pada banyak organisasi, dengan mengatakan ‘’Ayo kita bikin AKTA,’’  Bisa akta Yayasan , bisa juga akta perhimpunan.

Pada Organisasi Masayarakat Sipil, penting diketahui  bahwa kalau kita ingin bekerja sama dengan banyak pihak maka kita harus compliance dengan LEGAL/Hukum dan juga dengan regulasi, karena ini terkait dengan lisensi/perijinan untuk bisa bekerja di mana kita akan bekerja.

Banyak Organisasi yang kemudian terkendala, hingga tidak bisa bekerja karena tidak mempunyai landasan hukum, yang menjawab mengapa kita harus bekerja di tempat itu. Walaupun kita bisa juga berargumentasi bahwa ini adalah negara bebas -merdeka dan bisa bekerja di manapun, itu boleh-boleh saja.

Tetapi kalau kita ingin bekerja di luar, kita membutuhkan relasi – relasi formal dengan Pemerintah, para Donor dan yang lainnya. Lisensi ini juga penting ketika kita berurusan  dengan pajak, cara membayar pajak, dan lainnya. Itulah mengapa kita perlu mempunyai compliance dengan hukum dan peraturan.    

Keempat, tentang Perencanaan strategis, tentang visioning.

Di sini yang paling penting adalah bagaimana Organisasi bisa merumuskan mission menjadi goals, menjadi tujuan-tujuan atau objective. Dan menjadi strategi -strategi yang ingin kita lakukan untuk mencapai misi organisasi.

Proses ini  harus komprehensif yaitu dengan melihat lingkungan strategis eksternal, lingkungan strategic internal,  siapa target kita, siapa audience kita, bagaimana cara kita memobilisasi sumber daya. Kemudian bagaimana kita merespon tantangan-tantangan yang ada di sekitar kita hari ini.

Kelima, ini berkaitan dengan penggalangan dana dan sumber daya. Ini penting, karena kalau kita tidak memiliki sumber dana yang cukup, mau tidak mau, kita harus menggalang sumber dana yang lain, agar apa yang ingin kita capai itu bisa diwujudkan sesuai dengan time frame yang kita miliki.

Perlu kita sadari bahwa apa yang disebut sumber daya itu, bukan hanya uang tetapi juga juga supporter, relawan, mitra-mitra, yang bisa kita mobilisasi untuk mewujudkan visi dan misi kita.

Keenam, adalah tentang bagaimana cara kita mengelola keuangan.

Dalam hal ini, kita bicara tentang bagaimana memastikan bahwa sistem pengelolaan administrasi keuangan itu transparan, accountable dan efisien dalam menggunakan dana -dana yang kita gunakan, karena kita memanfaatkan dana -dana pihak ketiga.

Penting diketahui, bahwa tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk memastikan adanya transparansi dan  akuntabel.  Kita berjanji kepada publik bahwa kita sangat efektive dan efisien dalam menggunakan dana-dana yang bersumber dari banyak pihak itu.

Ketujuh, berkaitan dengan pengembangan program. Bagaimana cara kita mengembangkan program dan  bagaimana kita menurunkan program-program itu menjadi kegiatan-kegiatan yang rinci. Kemudian kita bisa menjelaskan bagaimana orang-orang bekerja untuk kegiatan itu. Kapan harus dimulai, kapan harus diselesaikan dan sebagainya.

Yang paling penting di dalam pengembangan program adalah bagaimana mengembangkan proses pembelajarannya, proses evaluasinya. Karena kalau (bicara ) program, terus terang saja tidak ada program yang selalu mulus di dalam pelaksanaannya, selalu saja ada halangan-halangannya. Terpenting, bagaimana kita bisa belajar mengatasi halangan-halangan tersebut.

Kedelapan, kita membicarakan tentang orang, karena organisasi itu membutuhkan orang banyak. Tetapi di dalam sosial profit organisasi itu, yang paling penting adalah bagaimana kita memobilisasi RELAWAN.

Karena itu, mau tidak mau, kita harus mencari cara yang efektif tentang  bagaimana kita mendekati mereka;  kemudian merekrut mereka, merangkul mereka dan juga mengelola mereka, agar para relawan itu bisa melakukan yang terbaik.

Semakin jelas apa yang kita lakukan, semakin jelas visi misi kita, akan semakin banyak relawan yang akan terlibat di dalam kegiatan organisasi social profit.

Kesembilan,  public awareness. Dalam hal ini yang paling penting adalah bagaimana cara organisasi itu menjangkau publik, merawat publik, kemudian berkomunikasi dengan publik, karena -suka atau tidak– kita tidak bisa bekerja kalau publik tidak mendukung. Intinya, kita harus mengupayakan untuk mendapatkan kepercayaan publik agar mendukung apa yang kita lakukan.

Inilah alasan-alasan yang menjawab mengapa kita harus hadir di media, mengaktifkan sosial media, memelihara (maintain) website. Mungkin juga menerbitkan buletin yang hadir secara berkala, kemudian bagaimana melakukan kegiatan-kegiatan  untuk membangun komunitas, karena mereka itulah yang pada akhirnya, yang melakukan advokasi dan perubahan-perubahan.

Kesepuluh, adalah bagaimana organisasi sipil atau organisasi non profit ini melakukan continuous learning, dan continuous improvement.  Dengan kita menghidupkan budaya untuk terus belajar dan terus menerus memperbaiki diri, maka organisasi ini akan semakin relevan di setiap zamannya. Kita tidak akan pernah Out of Date. Dengan cara inilah, kita bisa meyakinkan kepada banyak pihak bahwa dampak dari organisasi ini menjadi semakin luas dan semakin besar dalam menciptakan perubahan-perubahan yang memang benar-benar ingin kita ciptakan! Yaitu sebuah bumi atau sebuah dunia yang kita tinggali bersama ini, dengan sebuah masa depan yang lebih baik, yang  berbeda dari yang kita alami saat ini!

Kesebelas, atau yang terakhir, bagaimana organisasi ini menciptakan enabling condition untuk memastikan munculnya collective action, yang lebih besar. Baik di tataran kebijakan maupun society, yang pada gilirannya kemudian akan memperoleh dukungan yang luas dari publik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *